Aliansi Masyarakat Buol Peduli Demokrasi, Desak Bawaslu Buol Tindak Dugaan Praktik Politik Uang

 


JURNALNUSANTARA.ID, BUOL – Aliansi Masyarakat Buol Peduli Demokrasi yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Peduli Pilkada Jujur menggelar aksi besar-besaran di depan kantor Bawaslu Kabupaten Buol, Sabtu (30/11/2024). Ribuan demonstran menyerukan agar Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) segera menindak tegas praktik politik uang yang mereka duga dilakukan oleh Paslon nomor urut 2, Naga-Bonar (Bowo-Nasir), dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Buol Periode 2024-2029.

Aksi ini dipicu oleh dugaan pembiaran praktik money politik yang diduga terjadi secara terang-terangan, membuat masa aksi kecewa dengan kinerja penyelenggara Pilkada. Dalam orasinya, Koordinator Aksi, Amran Batalipu, menyampaikan kekecewaan mendalam atas apa yang dianggapnya sebagai ketamakan dan keserakahan para calon pemimpin. “Kami datang untuk menyuarakan hati yang terbakar oleh keserakahan, kemunafikan, dan ketamakan akan kekuasaan,” ujar Amran dengan penuh semangat di atas mobil komando.

Rudi Harun, orator lainnya, memperingatkan Bawaslu agar tidak mengabaikan laporan mengenai dugaan praktik politik uang ini. Ia mengultimatum jika laporan tersebut tidak ditindaklanjuti, pihaknya akan menggerakkan massa lebih besar lagi untuk menuntut keadilan. “Jika Bawaslu tidak melakukan tugasnya dengan baik, kami akan turun lebih besar lagi untuk memberi peringatan bahwa proses demokrasi dicurangi. Ini harus segera ditindak,” tegas Rudi.

Di hadapan ribuan massa yang terus meneriakkan tuntutannya, Komisioner Bawaslu Kabupaten Buol, Isma Jaya, menjelaskan bahwa pihaknya tetap berkomitmen untuk menjalankan tugas sesuai dengan aturan yang berlaku. Namun, ia menekankan bahwa laporan yang diterima harus memenuhi syarat formil dan materil agar bisa diproses lebih lanjut. "Kami menerima semua pengaduan, namun hanya laporan yang memenuhi kedua syarat ini yang bisa kami tindak lanjuti," ujar Isma Jaya di tengah kerumunan.

Massa aksi yang hadir pun dijaga ketat oleh aparat TNI-Polri yang bersiaga di depan kantor Bawaslu untuk menjaga situasi tetap kondusif. Pukul 13.00 WIT, ribuan orang mulai berkumpul dan menyuarakan aspirasi mereka, menuntut agar Bawaslu tidak berpihak dan menjalankan pengawasan Pilkada dengan transparan.

Liputan: Zakia / Riana

Lebih baru Lebih lama