JURNALNUSANTARA.ID, Buol - Ketua Stisipol Mujahidin Buol, Dr. Sri Yanti U.M. Armin, SE, M.Si, turut hadir dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Buol dalam rangka mengevaluasi penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Bertempat di Kantor KPU Kabupaten Buol (18/02/2025)
Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, seperti Bawaslu Kabupaten Buol, Kesbangpol, media pers, akademisi, dan pemerhati pemilu.
Sebagai akademisi dan pemantau demokrasi, Dr. Sri Yanti memberikan catatan kritis dan rekomendasi terhadap berbagai aspek yang perlu ditingkatkan dalam pemilu mendatang. Meskipun Pilkada 2024 di Kabupaten Buol dinilai berjalan sukses dan mendapatkan partisipasi tinggi dari masyarakat, ia menegaskan bahwa masih ada tantangan yang harus diperbaiki, terutama dalam hal sosialisasi teknis kepemiluan dan kesiapan petugas pemilu di lapangan.
Dalam diskusi tersebut, Dr. Sri Yanti menyoroti kurangnya pemahaman teknis di kalangan peserta pemilu maupun petugas penyelenggara di tingkat bawah. Menurutnya, sosialisasi harus diperbanyak dan menjangkau seluruh elemen masyarakat, agar tidak ada kesalahan dalam proses pemilihan yang berpotensi mempengaruhi hasil pemilu.
"Pemilu adalah proses demokrasi yang kompleks. Tidak hanya pemilih yang perlu diberikan pemahaman, tetapi juga penyelenggara di tingkat bawah seperti KPPS. Jika ada kesalahan teknis, ini bisa berdampak pada kredibilitas hasil pemilu. Oleh karena itu, perlu ada peningkatan sosialisasi dari tingkat pusat hingga ke pelosok desa agar pemahaman terhadap mekanisme pemilu bisa merata," tegasnya.
Menurutnya, penyelenggara pemilu, terutama KPU dan Bawaslu, harus lebih aktif dalam memberikan edukasi kepemiluan, tidak hanya melalui seminar atau media, tetapi juga dengan pendekatan langsung ke masyarakat. Sosialisasi yang lebih luas dapat memastikan bahwa semua pihak memahami aturan dan mekanisme pemilu dengan baik, sehingga potensi sengketa atau kesalahan teknis dapat diminimalisir.
Selain masalah sosialisasi, Dr. Sri Yanti juga menyoroti kondisi petugas KPPS yang mengalami kelelahan akibat beban kerja yang berat selama proses pemungutan suara. Menurutnya, pemilu yang berjalan lancar tidak hanya bergantung pada partisipasi pemilih, tetapi juga pada kesiapan penyelenggara di lapangan.
"Banyak petugas KPPS yang kelelahan karena beban kerja yang tinggi. Ini harus menjadi perhatian serius bagi KPU agar ada solusi yang lebih baik dalam pemilu mendatang. Kita perlu memastikan bahwa mereka memiliki kondisi yang optimal untuk menjalankan tugasnya," ujarnya.
Sebagai solusi, ia menyarankan agar ke depan, ada mekanisme kerja yang lebih efisien, seperti pembagian shift kerja atau peningkatan jumlah petugas di TPS untuk membantu proses pemungutan dan penghitungan suara. Dengan demikian, pemilu dapat berjalan lebih lancar tanpa mengorbankan kesehatan para petugas pemilu.
Meskipun ada beberapa tantangan yang perlu diperbaiki, Dr. Sri Yanti tetap mengapresiasi kerja keras KPU dan Bawaslu dalam mensukseskan Pilkada 2024. Ia juga mengajak seluruh masyarakat Buol untuk mendukung pemimpin baru yang telah terpilih, demi kemajuan daerah.
"Pemilu adalah proses demokrasi yang melibatkan semua pihak. Di luar berbagai tantangan yang ada, kita harus tetap bersyukur karena Pilkada 2024 berjalan lancar. Sekarang, saatnya kita semua bersatu dan mendukung pemimpin yang telah terpilih agar Buol bisa lebih maju," pungkasnya.
FGD ini menghadirkan Suhardi Badolo, S.Pd, M.Pd., mantan Ketua Bawaslu Kabupaten Buol, sebagai pemateri utama, serta Gusti Alui, Komisioner KPU Kabupaten Buol, yang bertindak sebagai moderator. Diskusi berlangsung dinamis dan penuh masukan berharga, yang diharapkan dapat menjadi dasar dalam menyusun strategi perbaikan pemilu ke depan.
Editor : Syam Manto