JURNALNUSANTARA.ID, BUOL - Dalam hidup, tidak semua orang menemukan panggilannya dengan mudah. Namun bagi Firliana Pawena, takdir membawanya pada sebuah jalan mulia—mengabdikan diri sebagai pekerja sosial. Dari sekian banyak pekerjaan yang pernah ia jalani, akhirnya ia menyadari bahwa ada kepuasan batin yang tak ternilai saat mampu hadir dan membantu orang lain dalam kesulitan.
"Akhirnya Allah tetapkan saya untuk menetap dan mengabdikan diri sebagai Pekerja Sosial," ujar Firliana dengan penuh syukur.
Awalnya, dunia pekerjaan sosial terasa asing baginya. Namun seiring waktu, dengan bimbingan para senior, teman-teman seperjuangan, dan arahan dari pimpinan, Firliana mulai memahami esensi dari tugas mulia ini. Menjadi pekerja sosial bukan sekadar pekerjaan administratif atau rutinitas pelayanan, tetapi sebuah bentuk pengabdian tulus kepada sesama.
Melalui interaksi langsung dengan masyarakat, Firliana menyaksikan beragam kisah kehidupan—kesulitan ekonomi, permasalahan sosial, hingga trauma yang menghantui banyak jiwa. Tapi justru dari situ, ia menemukan makna sejati dari empati dan solidaritas. Ia hadir bukan sebagai penyelamat, tetapi sebagai pendamping yang siap mendengar, memahami, dan membantu mencarikan jalan keluar.
"Setelah berkecimpung di sini, barulah dirasakan nikmatnya menjadi pekerja sosial," katanya. "Ada kepuasan yang tak bisa diukur dengan materi, ketika kita tahu bahwa kehadiran kita mampu meringankan beban orang lain."
Tentu, pekerjaan ini tidak selalu mudah. Ada tantangan emosional, keterbatasan sumber daya, bahkan stigma masyarakat. Namun Firliana percaya, dengan niat yang lurus dan komitmen yang kuat, semua rintangan bisa dilalui.
"Semoga Allah meluruskan niat di hati, menjaga komitmen di diri, agar bisa membantu setiap yang membutuhkan," tutupnya penuh harap.
Firliana Pawena adalah salah satu dari banyak pejuang sosial yang bekerja tanpa sorotan kamera, tanpa panggung megah, namun peran mereka sangat vital dalam membangun masyarakat yang lebih manusiawi. Pekerja sosial seperti Firliana adalah pelita harapan bagi mereka yang sedang berada dalam kegelapan.
Penulis : Syam Manto