JURNALNUSANTARA.ID - Di ujung utara Pulau Sulawesi, tepatnya di Kabupaten Buol, terbentang sebuah surga kecil yang menyimpan keindahan alam luar biasa—Tanjung Dako. Terletak di Desa Meendan, Kecamatan Keramat, destinasi ini menjadi salah satu objek wisata andalan yang tak hanya digandrungi oleh masyarakat setempat, tetapi juga menarik perhatian wisatawan dari berbagai daerah, bahkan dari luar kabupaten.
Dalam bahasa lokal Buol, area bibir pantai yang menawan ini dikenal dengan sebutan Tunggilio Doka. Julukan ini bukan tanpa alasan. Pantai Tanjung Dako menyuguhkan pasir putih yang membentang luas, berpadu dengan birunya laut dan semilir angin tropis yang menenangkan. Suasana alami yang masih asri membuat siapa pun merasa seperti sedang melangkah ke dalam lukisan alam yang hidup.
Bukan hanya keindahan visual yang ditawarkan, Tanjung Dako juga menyimpan kekayaan budaya dan kearifan lokal yang kuat. Penduduk sekitar masih menjaga nilai-nilai tradisional yang harmonis dengan alam. Keramahan mereka kepada para pengunjung menjadi daya tarik tersendiri, menciptakan pengalaman wisata yang tak terlupakan.
Lebih dari sekadar tempat berlibur, kawasan ini merupakan simbol kekayaan Bumi Pogogul yang sesungguhnya. Di balik keindahan pantainya, terkandung pula potensi sumber daya alam yang melimpah—termasuk berbagai jenis mineral yang tersimpan dalam perut bumi. Potensi ini, jika dikelola dengan bijak, dapat menjadi pilar utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Tanjung Dako bukan hanya menawarkan pemandangan, tetapi juga harapan. Harapan akan kehidupan yang lebih baik, lebih damai, dan selaras dengan alam. Ia adalah representasi keindahan yang tak hanya memanjakan mata, tapi juga menyentuh hati. Wisata ini menjadi bukti bahwa Bumi Pogogul memiliki pesona yang layak dikenal dunia.
Jadi, jika Anda mencari tempat untuk melepas penat, menyatu dengan alam, dan menikmati keindahan yang masih murni—Tanjung Dako adalah jawabannya. Sebuah destinasi wisata yang tidak hanya menyajikan panorama luar biasa, tetapi juga mengajak kita untuk menghargai harmoni antara manusia dan alam.
Penulis : Suleman A. Hadis